Oom Boys, kalau thai turun apakah kita akan terjun bebas ? Tolong dijawab ini, karena saya hanya punya 2 kepercayaan Tuhan dan Klubsaham

Nikkei turun AWAS!!

sepertinya senior Klub banyak yang kolek BMRI dan lainnya. Nanti coba saya evaluasi senior mana saja yang bisa kasih profit gede tidak masalah gorengan atau BC karena sama-sama dimainkan bandar saham.

Saya tahu red_dragon pasti semacam koran tersebut=Popular/kosmopolitan=bisnis/investor indonesia raya

“Antisipasi Gelombang kelima dan keenam dari TLKM” bung boy antisipasi harganya bertengger disitu yach? <h fontsize=12> 6000-an </h> teruss… terus….. <h fontsize=12> 5000-an </h>

sekarang pada enak curi-curi 1 -10 sen. lumayan yah, kalau dilihat persennya.

oi oi ops. setiap trader punya kelebihan sendiri. sehingga bila kita bosan main saham x1 kita pindah kesaham lain.

baiklah om boy, aku ikutin saran terbaikmu … aku average buy BIPP, MDLN, SMDM best recoment

bagaimana pagi ini teman2x

bung bayemrebus benar berawal dari kata “ketidakpastian” Banyak kalangan yang percaya, Pemilu kali ini lebih membuahkan kecemasan daripada menjanjikan harapan. Bukan hanya karena kuatnya aroma politik uang, perlombaan pengumpulan dana dan pemalsuan ijasah caleg yang membuat khawatir, tapi juga karena wajah-wajah lama yang sekarang ini berada di panggung kekuasaan diprediksikan oleh sebagian besar pakar akan tetap memegang kendali kekuasaan setelah Pemilu. Dan di sinilah letak kecemasan rakyat. Mencermati berbagai opini dan hasil wawancara di sejumlah media di tanah air belakangan ini, terasa sekali prediksi yang serba suram tentang tingkah polah para politikus tidak bisa membuat kita menunggu Pemilu kali ini dengan segenggam harapan yang indah. Di mata pengamat ekonomi dari Universitas Monash, Melbourne, Mohammad Ikhsan Modjo, rakyat Indonesia tidak memiliki kekayaan isu menghadapi Pemilu seperti halnya yang terjadi di negara-negara maju. Menurutnya, di negara maju, isu yang dikelola selama masa kampanye adalah soal kesejahteraan, pendidikan, tunjangan kesehatan dan kebijakan luar negeri. Sementara di Indonesia, menghadapi Pemilu kali ini, segala macam persoalan berbangsa terakumulasi dalam satu pertanyaan putus asa: bagaimana memberantas KKN? Tentu saja, di atas panggung kampanye nanti para caleg akan berteriak tentang pemberantasan KKN seperti halnya yang kita lihat pada Pemilu 1999. Tapi kali ini situasinya akan berbeda karena selama lima tahun terakhir, kita sebagai rakyat telah memiliki referensi yang cukup tentang siapa saja tokoh elit politik yang korupsi, partai-partai mana saja yang jatuh bangun karena skandal korupsi, belum lagi kalau memang gerakan moral anti politikus busuk bisa secara efektif menyebarkan nama-nama caleg yang terlibat KKN. Dengan membayangkan para caleg berteriak “anti korupsi” dengan referensi yang kita miliki selama lima tahun terakhir, kita tentu tidak usah terkejut bila nantinya akan banyak menyaksikan kamapnye yang kurang lebih sama menggelikannya dengan srimulat, tapi dari prespektif bernegara dan berbangsa, tentu sangat mengkhawatirkan. Adakalah yang lebih ironis dari pesta demokrasi ketika para koruptor akan mengkampanyekan anti korupsi untuk mendapatkan suara rakyat? Makanya, dari ilustrasi sederhana inilah orang-orang bisa mahfum mengapa Pemilu 2004 yang kesan kapitalistiknya sangat kuat ini lebih melahirkan rasa was-was daripada harapan.

Tanri Abeng jadi komisaris utama TLKM Bisa tambah parah ini karena ybs. terlibat langsung dengan masalah besar CESSIE BANK BALI. kok orang seperti Tanri bisa masuk TLKM hati-hati deh TLKM hanya buat anggota KSC.

siap aye juga siap dengan bambu runcing, palu, kapak siap menghantam kepala bandar tentara siap!!! ai ai Sir ! :*