1. RI vs GAM adalah hal yg kurang diminati pasar, Kenapa?, karena butir2 kesepakatannya sangat merugikan RI, baik politis, ekonomi dan sosial. Mirip negara dalam negara aja. Apakah ini akan jadi preseden buruk?. Banyak yg menduga demikian. Market didiskon atas ini. Positifnya, rekonstruksi Aceh akan semakin cepat dan 1000ha tanah yg diberi ke GAM akan segera digunakan.—> watch cement, infrastructure, heavy equipment sector.
2. Minyak. Tentu kita masih memproduksi minyak mentah. Walau net - nya kita impor juga. Dan selisih ini harus disubsidi??. Tetapi kenapa IHSG kita parah terjadi guncangan, dibanding negara2 lain, yang impro minyaknya lebih besar dari kita?. Aneh bukan?. Yang lebih aneh, saham-saham emiten minyak, gas dan batubara juga ikut tertekan. Pekerjaan siapa ini?
3. BBM naik. Kita sudah punya bukti BBM naik 30% waktu per Maret lalu, dan meningkatkan laju inflasi. Beberapa emiten yang sensitif terhadap kenaikan BBM, ternyata masih membukukan laba di H1''05. Sehingga jika saja inflasi 8%, maka bisa saja SBI 9,5%. Namun bukankah bank mendapat pendapatan lebih, bila LDR saat ini sekitar 50%, plus kenaikan suku bunga kredit.
4. FDI naik, bukti kepercayaan investor masih OK.
Dari beberapa point tersebut, maka faktor yang sangat mungkin menjadi variabel turunnya IHSG secara drastis, terutama adalah kekecewaan pasar atas isi sepakat RI vs GAM. Jika kita punya minyak dan gas, maka subsidi minyak seharusnya bukan menjadi faktor kekuatiran. Atau jangan2 pemerintah punyak stock minyak besar untuk dijual pada saat harga tinggi? (hanya mengira-ngira).
Kesimpulan: IHSG, seharusnya bertahan diatas 1100. Kalaupun “dipaksakan” turun ke 1050an, maka pasti FM2 HK dan Spore banyak tertawa mendapat harga murah. Apakah ini konspirasi mereka dengan IMF, sebagai peletakan posisi tawar IMF yang lebih tinggi.
Mudah2an pemerintah menjawab tantangan ini ….