siapa yg komit dan mau meningkatkan kesejahteraan rakyat dgn slogan-slogan yg memang masuk akal dan bisa diterima rakyat kecil tentu sangat terbuka peluang utk terpilih.
TINS scenarionya mungkin akan mengulangi PGAS, market maker sedang menciptakan scenario retail confident
Koreksi /profit taking suatu hal jang wajar !! gitu aja kok bingung !!
Ariston sudah memberikan perhitungan jang mantap kok masih bingung !!
TINS scenarionya mungkin akan mengulangi PGAS, market maker sedang menciptakan scenario retail confident
Koreksi /profit taking suatu hal jang wajar !! gitu aja kok bingung !!
Ariston sudah memberikan perhitungan jang mantap kok masih bingung !!
suka suka sendirilah
yg pesimis silakan ngeshort
yg optimis silakan hajar kanan
gitu aja kok ribut
Laporan Wartawan Kompas Lusianus Andreas Sarwono
PANGKAL PINANG, KOMPAS–PT Tambang Timah anak perusahaan PT Timah Tbk telah mendapatkan sertifikasi Eksportir Terdaftar (ET) timah batangan. Sertifikasi ini dikeluarkan Direktur Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri tertanggal 23 Februari 2006.
Kepala Humas PT Timah Abrun Abu Bakar, di Pangkal Pinang, kemarin mengatakan dengan telah dimilikinya sertifikasi tersebut maka perusahaan berhak melakukan ekspor timah. Abrun mengklaim saat ini baru PT Tambang Timah yang diakui sebagai ET timah batangan.
Sedangkan perusahaan peleburan (smelter) timah yang ada di Kepulauan Bangka Belitung belum satu pun yang diakui sebagai ET. Ini akan berdampak pada seretnya ekspor timah batangan ke luar negeri.
Persyaratan sebagai ET ditegaskan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 04/2007 tentang Ketentuan Ekspor Timah Batangan yang mulai diberlakukan tanggal 23 Februari 2006.
http://www.kompas.co.id/
pemikrran saya :
saat penambang liar masih marak, berapakah harga timah dunia ?
sekitar US$ 7.000 per ton ?
nah, untuk win win solution dengan penambang rakyat, mereka tetap diijinkan beroperasi dengan harga jual US$ 8.000 per ton juga mereka pasti senang.
sedangkan penampungnya adalah PT TIMAH yg sudah mengantungi izin ekspor. Di Kompas hari Senin tgl. 20 Feb 2007 ditulis bahwa Indonesia mensuplai 45 % tin dunia. Cina 50 % nya.
Nah dengan kekuatan tersebut tinggal PT. Timah mengendalikan ekspornya agar stok tin tetap rendah sehingga harganya bisa tinggi.
SETUJU ????