Di penghujung akhir tahun 2019, antrian beberapa perusahaan yang
bakal menawarkan saham perdananya di publik mengulur panjang. Dimana
salah satunya adalah PT Mulia Boga Raya yang telah menetapkan harga
saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp750 per lembar
saham dengan harga nominal Rp50 per lembar. Informasi tersebut
disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta.
Masa penawaran umum dilakukan pada tanggal 18-20 November 2019 dengan
pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 November 2019
mendatang. Disebutkan bahwa produsen keju bermerek Prochiz ini, melepas
sebanyak-banyaknya 100 juta lembar saham. Sehingga dana maksimal yang
bisa diraih Rp75 miliar. Dalam aksi korporasinya ini, perseroan menunjuk
PT Lotus Andalan Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi
efek.
Bersamaan dengan penawaran umum perdana saham, perseroan akan
menerbitkan saham baru kepada PT Tudung Putra Putri Jaya (TPPJ) dalam
rangka pelaksanaan konversi obligasi wajib konversi yang diterbitkan
berdasarkan perjanjian investasi sehubungan dengan obligasi wajib
konversi tertanggal 25 Juni 2019 (Perjanjian OWK) sejumlah 200 juta
saham biasa atas nama pada tanggal penjatahan.
Adapun harga konversi OWK adalah sama dengan harga penawaran yaitu
sebesar Rp750 per saham. Perseroan juga mengadakan program alokasi saham
karyawan (Employee Stock Allocation atau ESA) dengan mengalokasikan
sebesar 1,34% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum
perdana saham atau sejumlah 1.340.000 saham.
Sementara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, mengantongi 38
perusahaan dalam daftar pipeline calon perusahan tercatat.“Di pipeline
ada 38 calon emiten, ada 4 yang menggunakan laporan per Agustus dan
September. Sementara 34 menggunakan lapkeu per Juni yang siap tercatat
tahun ini,”kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna
Setya.
Disampaikannya, apabila sukses tercatat semua, jumlah perusahaan
tercatat pada tahun ini akan menyentuh rekor baru sebanyak 84 emiten.
Adapun pada Senin (18/11), BEI telah kedatangan emiten ke-46 yang
melantai di bursa yaitu PT Dana Brata Luhur Tbk. (TEBE). Kendati
terbilang banyak, Nyoman menegaskan bahwa pihak bursa tetap ketat dalam
melakukan screening untuk proses penawaran umum saham perdana (initial
public offering/IPO).
Diharapkan dari 34 perusahaan dalam pipeline tersebut benar-benar
dapat masuk ke bursa dengan memiliki prospek yang cerah dan pertumbuhan
yang kuat. Adapun dari daftar tersebut, terdapat dua calon emiten yang
akan mencatatkan sahamnya menggunakan aturan Reg S/1444 A dari Bursa AS.
Aturan Reg S/144A merupakan aturan penawaran internasional
(international offering) yang mana investornya akan berdatangan dari
Amerika Serikat maupun luar AS.
Kedua aturan perdagangan dari U.S. Securities and Exchange Comission
(SEC) ini prosesnya lebih kompleks ketimbang IPO domestik. Pasalnya,
regulasi yang menaunginya harus tunduk pada standar dokumentasi domestik
dan internasional.