Yup, Suseno, Anda betul…
Kebanyakan ragu ragu melakukan cutloss.
Beli saham di 8000, cutloss point dia tentukan 7800. Jika jatuh di 7800 dia akan cutloss……..
Dan ternyata sahamnya jatuh hari itu juga di 7800. Apa yang terjadi ?
Di benaknya kemudian timbul pikiran : Ga jadi cutloss deh. Masa langsung rugi 200 perak ? Besok pasti naik deh.!
Apa yang terjadi besoknya ? Besoknya sahamnya turun 200 perak lagi gara gara djia minus.
Dia kemudian berpikir : Tahan aja dulu deh, mana tahu besok dowjones plus.
Besoknya kemudian, sialnya dowjones minus lagi. DIa kemudian menahan untuk menjualnya………..
Bahkan kemudian dia melakukan pembelian dengan maksud melakukan averaging down.
Apa yang terjadi ? Saham tersebut kemudian turun terus menerus dan dia semakin aktif melakukan averaging down.
Sampai pada suatu titik di angka 385, karena sangat kuatir dengan aksi
korporasi dari saham tersebut yang menurutnya ga masuk akal, sangat keterlaluan, mendorongnya kemudian
melakukan penjualan di angka 385.
Tepat setelah dia melakukan penjualan……….besoknya saham tersebut naik s.d hari ini walau belum mencapai 8000.
KERAGU RAGUAN ADALAH RACUN…….
Taruhannya uang kita !
Seandainya aja di 7800 dia melakukan cutloss seperti yang telah dia rencanakan tanpa keraguan, maka dia ga akan mengalami kerugian yang
sangat besar. Menunda nunda melakukan cutloss adalah fatal, apalagi kalo dah rugi sangat besar baru melakukan cutloss tepat di mana saham tersebut kemudian melambung ke atas……..
.
Ini kok mirip BUMI ya?
kapan baliknya ke 8000?
ya memang bumi kok.
Saya pernah pengalaman beli BUMI di Rp 8450. Besoknya langsung opening dibuka drop jadi Rp 7850. Saya lakukan cut loss di Rp 7600. Masih inget hari itu Kamis 3 Juli 2008. Apa yang terjadi kalo saya nggak lakuin Cut loss sampe sekarang? Pernah juga saya beli INCO di Rp 9000 dan ANTM di Rp 5000. Meskipun saat cut loss sakit tapi puji Tuhan modal saya nggak habis.
Cut loss diciptakan untuk melindungi modal kita. Bukan membuat kita rugi. Kalo level cut loss kita sering kena, bukan berarti cut lossnya yang salah. Tapi trading system kita yang salah.


