Kamis, 9 Oktober 2008
Jakarta (Indofinanz) - Ketua Komite Bangkit Indonesia (KBI) Rizal Ramli menuding kebijakan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham dimaksud untuk melindungi kepentingan sejumlah menteri yang memiliki saham, agar tak menderita kerugian lebih besar.
"Secara nasional, kepanikan ini terjadi lebih dari 400 kali lipat ketimbang tahun 1997 silam. Tapi jangan-jangan menteri yang ingin memiliki kepentingan bisnis, ingin melindungi sahamnya agar tidak jatuh," kata Rizal dalam acara Deklarasi Keikutsertaan Rizal Ramli untuk Presiden, di Hotel Nikko, Jakarta, Kamis (09/10).
Selain itu, pemerintah juga dinilai terlalu percaya diri dan tak menggubris himbauan pihak lain untuk mengambil langkah guna mengurangi bubble di sektor finansial, terutama bursa. KIB sendiri sebenarnya telah menyampaikan agar pemerintah mengelola perekonomian secara baik agar bubble tak melebar kemana-mana.
"Kami mengeluarkan laporan dan perkiraan ekonomi Indonesia untuk 2008. Di sana kami katakan akan ada bubble dalam ekonomi Indonesia yang kalau tidak hati-hati bakal melebar," katanya. Tapi sekali lagi pemerintah tak menghiraukan. Bahkan Rizal menyatakan dirinya dituding hanya sekedar mencari popularitas.
"Saya ingat waktu itu Sri Mulyani membantah, termasuk Boediono dan lainnya. Mereka mengatakan prediksi saya tidak benar. Katanya Rizal Ramli sekadar cari popularitas," cetusnya.