Posted by
Seno Kuncoro
Written on
08 August 2019
Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
pemilik gerai Alfamart ini mengakusisi perusahaan yang bergerak dalam
program poin member bersama yakni, PT Global Loyalty Indonesia
(GLI).Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di
Jakarta.
Kata Direktur PT Sumber Alfaria Tijaya Tbk, Tomin Widian, perseroan
mencaplok sebesar 75% atau 15.000 lembar saham di perusahaan yang lebih
dikenal dengan brand Ponta tersebut.”Untuk akuisisi 75% saham di GLI
kami mengeluarkan dana investasi sebesar Rp17,8 miliar,”ujarnya.
Lebih lanjut Tomin menuturkan apabila akuisisi dilakukan perseroan
untuk memperkuat sinergi program poin member bersama (membership
program) yang dikembangkan GLI dengan program aplikasi promosi dan
belanja yang dikembangkan perseroan.Sebagai informasi, perseroan
mencatat pendapatan neto sebesar Rp36,16 triliun hingga periode 30 Juni
2019 naik dari pendapatan neto Rp32,81 triliun di periode sama tahun
sebelumnya.
Laba bruto naik menjadi Rp7,19 triliun dibandingkan laba bruto tahun
sebelumnya yang Rp6,45 triliun dan laba usaha meningkat menjadi Rp731,99
miliar dari laba usaha Rp563,89 miliar. Sementara itu, laba sebelum
pajak penghasilan badan diraih sebesar Rp522,73 miliar naik dari laba
sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp264,66 miliar. Laba periode
berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk diraih Rp400,36
miliar naik dari laba Rp218,08 miliar tahun sebelumnya.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal senilai Rp2 triliun
untuk membuka 500 gerai baru. Disampaikan Tomin, belanja modal bakal
digunakan untuk pembukaan gerai baru, memperpanjang masa sewa dan
merenovasi gerai-gerai.”Belanja modal selama 2019 yang dianggarkan
sekitar Rp2 triliun, selain pembukaan gerai baru tentunya kami masih
akan memperpanjang dan merenovasi gerai-gerai yang sudah ada sekarang
ini," ungkapnya.
Selain menambah gerai, AMRT juga tengah mengkaji penutupan gerai.
Menurutnya, jumlah gerai yang ditutup pada tahun ini tidak akan sebanyak
2018. Pada 2018, perseroan melakukan penutupan sekitar 200 gerai-300
gerai. Pada 2019, AMRT memproyeksikan pertumbuhan pendapatan bakal
berada pada kisaran 8%-10%. Target pertumbuhan ini berada di atas
pertumbuhan minimarket 2018. AMRT memproyeksikan pertumbuhan rerata
penjualan per toko (SSSG) mencapai 5% pada 2019.
Kinerja AMRT tergolong masih moncer. Laba bersih perseroan melonjak
tahun lalu karena tingkat pertumbuhan pendapatan bersih yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan beban operasional, kenaikan
margin karena variasi produk, serta adanya peningkatan penghasilan
berbasisfeeserta turunnya beban keuangan perseroan.
Peningkatan penjualan tentunya masih didukung oleh promo menarik pada
saat weekend dan juga promo menjelang liburan serta melakukan “Store
Clustering”, dimana barang-barang yang tersedia di alfamart disesuiakan
dengan kebutuhan sekitar dimana masing-masing toko berada.