Posted by
Seno Kuncoro
Written on
05 July 2019
Memasuki semester kedua tahun ini, ekspansi bisnis PT Blue Bird Tbk
(BIRD) terus dipacu. Dimana dalam waktu dekat, emiten transportasi taksi
ini berencana melakukan akuisisi sebuah perusahaan dengan sisa anggaran
belanja modal pada 2019.
Direktur Keuangan Blue Bird, Sandy Permadi menjelaskan bahwa hingga
semester I/2019, anggaran capital expenditure (capex) yang telah
direalisasikan sebanyak 30% dari total anggaran pada 2019 yakni Rp1,5
triliun. “Dengan kapasitas yang masih luas tersebut, perseroan akan
mengucurkan sebagian dananya untuk melanjutkan peremajaan armada dan
pengembangan teknologi. Selain itu, perseroan tidak menutup kemungkinan
untuk melakukan akuisisi,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, saat ini perseroan telah mengantongi salah satu
perusahaan yang akan diakuisisi. Meskipun masih enggan untuk
mengungkapkannya, dia menyebut perusahaan tersebut masih termasuk dalam
ekosistem bisnis transportasi. "Sudah di pipeline, semester dua, mungkin
pada kuartal III/2019 akhir atau kuartal IV/2019," ungkapnya.
Sekadar informasi, capex yang telah diserap 30% tersebut digunakan
perseroan untuk meremajakan armadanya. Sepanjang tahun ini, jumlah
kendaraan yang akan diremajakan sebanyak 4.000 unit. Adapun, hingga
semester I/2019, realisasi kendaraan yang diremajakan sebanyak 1.500
unit. Ekspansi lainnya selain mengakuisisi perusahaan, lanjut Sandy,
perseroan saat ini menyasar empat bandar udara (bandara) baru di Pulau
Jawa untuk bisnis jasa transportasi.
Adapun, bandara yang menjadi target perseroan di antaranya adalah
Bandara Internasional New Yogyakarta, dan Bandara Kertajati."Kami lagi
jajaki semua bandara di Pulau Jawa ini, internasional dan domestik, kami
mungkin akan masuk ke 3-4 bandara, mudah-mudah tahun ini pada semester
kedua,"katanya.
Disamping itu, pengembangan bisnis lainnya, perseroan bersama PT MRT
Jakarta menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait studi pengembangan
layanan transportasi terintegrasi serta pemesanan dan pembayaran tiket
MRT Jakarta bagi pengguna MRT Jakarta dan Bluebird. Direktur Utama Blue
Bird Noni Purnomo menyebut kerjasama tersebut akan melengkapi
konektivitas dan akses dari layanan jasa masing-masing sebagai
transportasi yang saling terintegrasi.”Studinya membuat semua hal
terintegrasi. Kami ingin [studinya] selesai sebelum 6 bulan," ujarnya.
Selain itu, setelah dibeli pada tahun ini, Blue Bird akan
mengembangkan bisnis shuttle Cititrans. Nantinya, perseroan akan
memperluas layanan shuttle Cititrans di Pulau Jawa. Blue Bird ke depan
berkomitmen untuk mengembangkan lini layanan melalui kolaborasi dan
konsolidasi dengan mitra-mitra strategis. Dengan begitu, perseroan mampu
lebih dekat dan cepat dalam memenuhi kebutuhan mobilitas pelanggan.
Kinerja perseroan pada periode kuartal I/2019 membukukan pendapatan
Rp976,75 miliar. Sementara laba bersih pada periode tersebut Rp88,75
miliar, tertekan 10% dibandingkan tahun sebelumnya Rp98,91 miliar.