Posted by
Seno Kuncoro
Written on
10 May 2019
Setelah mengakuisisi PT Phapros Tbk, berikutnya PT Kimia Farma Tbk
(KAEF) rencanakan akuisisi dua rumah sakit di semester kedua tahun ini.
Untuk mendanai akuisis tersebut, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp1
triliun. "Untuk akuisisi rumah sakit disiapkan Rp1 triliun. Dimana rumah
sakit yang diakuisisi satu BUMN dan swasta," kata Direktur Utama Kimia
Farma, Honesti Basyir di Jakarta.
Disampaikannya, perseroan terus melakukan ekspansi melalui penambahan
portofolio produk maupun cakupan pasar. Selain rumah sakit, perseroan
juga tengah mengincar akuisisi perusahaan ritel farmasi di Vietnam. KAEF
yang berharap dapat mengakuisisi dengan porsi mayoritas, saat ini masih
mempelajari regulasi yang berlaku di negara tersebut.
Dia mengatakan, ada ritel farmasi yang tengah diincar dengan jaringan
distribusi masing sekitar 100 outlet dan 60 outlet. Ritel farmasi di
Vietnam memiliki prospek yang baik seiring populasi yang besar,
pertumbuhan ekonomi yang baik, dan pertumbuhan bisnis farmasi terlihat
dari banyak produk impor."Ada 2 perusahaan yang siap untuk dijual. Kami
baru melakukan komunikasi dengan yang pertama," katanya.
Pada 2018, emiten dengan kode saham KAEF ini mengakuisisi jaringan
ritel farmasi asal Arab Saudi Dawaa Medical Limited Company, dengan
kepemilikan saham mencapai 60%. Dana yang digelontorkan saat itu sekitar
Rp130 miliar. Dengan adanya akuisisi tersebut, Dawaa berubah nama
menjadi PT Kimia Farma Dawaa. Melalui akuisisi ini, Kimia Farma berharap
bisa menjadi pintu masuk untuk memperluas penetrasi pasar di Timur
Tengah, selain memberikan pelayanan kesehatan bagi Jemaah haji dan warga
negara Indonesia yang ada di Arab Saudi.
Lebih lanjut, perseroan telah merelisasikan belanja modal sebesar
Rp1,6 triliun hingga kuartal I/2019 atau 37,6% dari alokasi belanja
modal sebesar Rp4,2 triliun pada 2019. Realisasi belanja modal di
antaranya untuk akuisisi PT Phapros Tbk. senilai Rp1,36 triliun pada
Maret 2019.Kemudian untuk perkuat modal dalam ekspansi bisnisnya, PT
Kimia Farma (Persero) Tbk berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1,5
triliun dengan tenor 3-5 tahun pada Juni 2019.
Untuk itu, perseroan telah menunjuk Mandiri Sekuritas dan BNI
Sekuritas sebagai penjamin emisi.Selanjutnya, perseroan tengah menunggu
persetujuan pemegang saham.Menurutnya, jika pemegang saham dapat
memberikan persetujuan pada akhir Mei, maka penerbitan obligasi
diperkirakan dapat dilakukan sekitar Juni tahun ini.
Dia optimistis penerbitan obligasi ini dapat menekan beban keuangan
yang meningkat signifikan pada kuartal I/2019 sehingga laba perseroan
dapat tumbuh positif pada kuartal berikutnya.Sebagai informasi,
perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp4,2 triliun, yang
berasal dari kas internal sebesar 30% dan pendanaan luar sebesar 70%.
Dari alokasi belanja modal itu, sebesar Rp2,5 triliun digunakan untuk
ekspansi anorganik dan Rp1,7 triliun untuk ekspansi organik.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Kimia Farma IG Ngurah Suharta
mengatakan proses rencana penerbitan obligasi saat ini telah mencapai
50%-60%. Dia berharap kupon obligasi masih di sekitar 8,5%-9% per tahun.