Posted by Franky Kurniawan Written on 06 May 2019
Ipotnews - Mengawali pekan ini, Senin (6/5), bursa saham Asia dibuka melemah, tertekan oleh meningkatnya kembali ketegangan AS-China. Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor barang-barang Cina senilai USD200 miliar dari 10% menjadi 25%, dan mengancam akan segera menerapkan tarif tambahan 25% pada barang China senilai USD325 miliar. China mempertimbangkan untuk membatalkan kelanjutan perundingan perdagangan dengan AS. Bursa saham Jepang dan Korea Selatan hari ini libur.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,56% dengan membukukan penurunan hampir di semua sektor. Indeks berlanjut merosot 0,99% (-62,60 poin) ke level 6.273,20 pada pukil 8:05 WIB.
Melanjutkan tren pelemahan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka rontok 2,46% (739,17 poin) ke level 29.342,38 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China terjungkal 3,04% di posisi 2.984.73.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini dihadapkan pada pergerakaan indeks saham global dan regional yang berlawanan arah, setelah mengakhiri pekan lalu dengan terbenam kembalidi zona merah. IHSG ditutup anjlok -0,86% ke level 6.319, investor asing membukukan net sale Rp967,61 miliar.
Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini berpeluang menguat, ditopang oleh proyeksi positif terhadap data pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia di kuartal I-2019, dan tingkat kepercayaan konsumen. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks memperlihatkan pelemahan menuju area oversold sehingga berpeluang rebound.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, kekhawatiran investor terkait pernyataan Donald Trump yang akan menaikkan tarif pada barang-barang impor China dari 10% menjadi 25% diprediksi akan menjadi penekan laju indeks harga saham gabungan. Sementara itu rilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2019 yang menurut konsensus akan berada di level 5,18% serta naiknya sebagian besar harga komoditas diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk indeks. IHSGdiprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan rentang support di level 6.265 dan resistance di 6.365.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup dengan mencatatkan rebound setelah melemah selama dua hari berturut-turut. Indeks saham terangkat oleh sentimen positif rilis data ketenagakerjaan AS periode April yang lebih kuat dari perkiraan. Data penciptaan lapangan kerja periode April di AS naik 263.000, melebihi ekspektasi kenaikan 190.000 pekerjaan. Angka pengangguran turun menjadi 3,6%, lebih rendah dari perkiraan 3,8%, terendah sejak 1969.
Saham Amazon naik, terdongkrak oleh investasi Berkshire Hathaway milik Warren Buffett ke perusahaan tersebut. Saham Tesla melesat 4,5% setelah meningkatkan penawaran emisi saham dan obligasi. Sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones melemah 0,1%, seangkan S&p 500 dan Nasdaq sedikit menguat dibanding akhir pekan sebelumnya.
Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu juga berlabuh di zona hijau, setelah sempat terpuruk dalam 6 pekan terakhir, terpengaruh oleh riis data tenaga kerja AS. Indeks STOXX 600 naik 0,39% menjadi 390,37, dipimpin kenaikan harga saham Adidas lebih dari 8% setelah meraih kenaikan laba bersih 17% pada kuartal I. Rilis data inflasi zona euro periode April menunjukkan kenaikan 1,7% dari 1,4% di bulan sebelumnya, lebih tinggi dari ekspektasi 1,6%
Saham Fiat Chrysler naik 4,6% setelah menyatakan bahwa model truk pick up akan menopang pencapaian target laba di 2019, mengimbangi kinerja kuartal I yang melemah. Air France-KLM terperosok 5,5%, manajemen maskapai penerbangan tersebut menyalahkan biaya kenaikan avtur dan ketatnya persaingan tarif sebagai penyebab kerugian pada kuartal I. Saham HSBC naik 1,8% karena membukukan kenaikan laba sebelum pajak, dan Societe Generale naik 1,5%.
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York mengakhiri pekan lalu dengan melemah, para trader fokus pada rilis data lapangan kerja AS di periode April, yang bertambah 230.000, namun tingkat upah hanya naik 0,2%. Dolar AS berada di bawah tekanan karena indeks manufaktur sektor jasa AS periode April turun ke level terendah sejak Agustus 2017. Pernyataan Presiden the Fed Chicago Charles Evans dan Presiden the Fed St Louis James Bullard menopang spekulasi bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga kredit pada akhir tahun, walaupun Chairman the Fed, Jerome Powell pada dua hari sebelumnya menyatakan bahwa tidak melihat kebutuhan untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga saat ini. Indeks dolar AS turun 0,32% ke level 97,521, melemah 0,5% secara mingguan.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot
Currency | Value | Change | % Change |
Euro (EUR-USD) | 1.1198 | 0.0026 | +0.23% |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3173 | 0.0141 | +1.08% |
Yen (USD-JPY) | 111.09 | -0.42 | -0.38% |
Yuan (USD-CNY) | 6.7354 | 0.0009 | +0.01% |
Rupiah (USD-IDR) | 14,265.50 | 14.00 | +0.10% |
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu ditutup menguat tipis. Sanksi larangan ekspor minyak oleh AS terhadap Iran dan Venezuela mengetatkan pasokan, sementara rilis ketenagakerjaan AS periode April mendorong sentimen permintaan. Namun secara mingguan, minyak WTI turun 2,2%, dan minyak Brent turun 1,8% dibanding akhir pekan sebelumnya.
Kenaikan harga minyak dibatasi oleh data minyak AS yang memperlihatkan lonjakan persediaan. Produksi minyak AS mencapai rekor sebanyak 12,3 juta barel per hari. Data Badan Informasi Energi AS menunjukkan ekspor minyak AS tembus 3 juta bph pada Nopember tahun lalu dan sempat ke rekor tertinggi 3,6 juta bph pada awal tahun ini. Jumlah operasi pengeboran minyak AS hingga Jumat lalu, menurut Baker Hughes, bertambah 2 rig menjadi 807 rig, namun lebihsedikit dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 834 rig.
You have unlocked new badge