Posted by
Seno Kuncoro
Written on
15 March 2019
Ketatnya persaingan industri perbankan seiring dengan maraknya
investor asing mengakuisi perbankan dalam negeri, mendorong pelaku
industri perbankan untuk terus perkuat likuiditas untuk menjaga
pertumbuhan bisnis. Hal inilah yang dilakukan PT Bank Maybank Indonesia
Tbk (BNII) yang berencana menerbitkan surat utang senilai Rp640,5
miliar.
Dalam prospektus ringkasnya yang dirilis di Jakarta, disebutkan, obligasi bertajuk obligasi berkelanjutan II Bank Maybank
Indonesia tahap IV tahun 2019 tersebut merupakan bagian dari penawaran
umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan II Bank Maybank Indonesia
dengan target dana sebesar Rp2,5 triliun. Rincinya disebutkan, obligasi
tersebut terdiri dari seri A senilai Rp408,3 miliar dengan bunga 7,75%
dan akan jatuh tempo 370 hari setelah diterbitkan. Sedangkan seri B
senilai Rp232,2 miliar berbunga 8,7% dan akan jatuh tempo tiga tahun
setelah diterbitkan.
Rencananya, perseroan akan menggunakan dana hasil aksi korporasi itu
untuk meningkatkan aset produktif dalam rangka pengembangan usaha,
khususnya penyaluran kredit.Lebih lanjut dijelaskan, obligasi dengan
peringkat idAAA dari Pefindo tersebut, telah dijamin secara kesanggupan
penuh oleh empat penjamin pelaksana emisinya. Adapun penjaminnya adalah
PT Bahana Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Maybank Kim Eng
Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.
Adapun rencana penawaran umum pada tanggal 22 Maret 2019, penjatahah
tanggal 25 Maret 2019 dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia tanggal 28
Maret 2019. Direktur Keuangan PT Bank Maybank Indonesia Tbk,
Thilagavathy Nadason pernah bilang, ke depan penerbitan obligasi ini
akan menjadi fokus perseroan di samping pinjaman jangka panjang dari
bank luar negeri dan upaya peningkatan DPK yang tahun ini dipatok tumbuh
10% atau sama dengan target pertumbuhan kredit perseroan.
Sementara itu, penyaluran kredit pada Januari 2019 sebesar Rp115,8
triliun atau naik 8,1% dari periode yang sama tahun lalu Rp107,1
triliun.Adapun, DPK periode bulanan Januari tercatat Rp94,9 triliun
turun 10,8% dari periode yang sama tahun lalu Rp106,5 triliun.”Januari
jika dibandingkan dengan Desember memang turun, tetapi sampai Februari
sudah tambah Rp4 triliun lagi jadi naik sekitar 10%," ujar Thila.
Untuk mencapai target itu, Presiden Direktur Maybank Indonesia,
Taswin Zakaria pernah bilang, perseroan akan fokus menyalurkan kredit di
semua segmen dan lini bisnis, termasuk corporate banking dan kredit
Community Financial Service (CFS) ritel dan non ritel.”Kita ingin tumbuh
di semua lini, baik corporate banking seperti biasa, CFS kita di bisnis
banking dan retail. Tahun lalu kita hampir tumbuh di semua lini
beberapa lini bisnis juga tumbuh double digit, korporasi untuk publik
sektor double digit, umkm yang komersil juga double digit. Yang single
digit masih retail," jelasnya.
Selain itu, Maybank Indonesia juga akan terus berpartisipasi dalam
investasi pemerintah yang dilakukan tahun ini. Dimana pada 2018, kredit
infrastruktur Maybank Indonesia tumbuh sebesar 16%.